Yah,
ini akhir pekan yang aku rasa setiap orang pun menikmati hal yang sama, kecuali
mereka yang dengan getolnya mencari-cari
materi sebanyak apapun. Dan juga terkadang hal yang tak sepantasnya dan juga
membuat susah orang lain banyak ditempuh oleh orang-orang seperti ini. Dan aku
lagi-lagi bersyukur karena aku bukan termasuk kedalam kelompol orang yang
seperti itu. Entah apa yang difikirkan mereka. Apa mereka sudah tak takut lagi
pada-Mu, Tuhan?
Sabtu
yang cerah ini, padahal sebenarnya hampir tak ada perubahan seperti sabtu yang
sebelumnya. Tapi entah kenapa aku sangat bersemangat hari ini. Semua tugas
kantorku, aku temani dengan lagu-lagu berirama yang tak terlalu beat up, tetapi tetap membuatku
bersemangat. Lagu-lagu cinta? Aku rasa tak semua yang ada di playlistku ini semuanya lagu cinta
total.
Yang
pasti, aku binggung. Tak apalah. Setiap orang pun juga pernah yang merasakan
semangat yang tanpa batas ketika mereka tak tahu apa itu penyebabnya. Membuat
mereka berfikir pepohonan yang selalu menghijau dan bunga yang bermekaran hanya
diperuntukkan bagi dirinya. Saat hembusan angin seperti bisikkan yang membuat
lebih santai dan seolah waktu tehenti seperti kehilangan tenaga untuk berputar
dari baterai. Dan tiba-tiba mereka menjadi seolah-olah seorang pujangga,
ataupun penyair yang bahkan tak tahu lulusan dari universitas mana. Tapi kali
ini, aku hanya bisa mengatakan itulah anugerah dari-Nya yng sering kita
lupakan. Karena kita diciptakan dengan penuh misteri, begitupun dengan
kelahiran kita yang rahasianya belum pernah bocor sampai sekarang. Dan juga
dengan perasaan diri kita masing-masing.
Dan
hari ini, aku berhasil mencetak rekor entah untuk kompetisi apa. Hari ini aku
berhasil menyelesaikan semua tugas kantorku tepat setengah jam sebelum jam
makan siang. Walapun tak ada museum yang mencatat rekorku barusan, aku tak
peduli. Karena ini pecan yang ingin kuhabiskan dengan beragam perasaan suka
cita. Dan sebelum itu, tentulah makan siang yang terpenting.
Pernah
terfikir, aku ini orang yang seperti apa? Dan aku pun terkadang bingung untuk
menjawabnya sendiri. Tak konsisten atau apalah sebutan yang cocok untukku
nantinya. Lain halnya, tempat makan siangku nyaris tak pindah tempat. Mungkin
karena rasanya yang enak, atau pelayanannya yang bersahabat, harganya juga yang
menarik, atau apa lagi. Aku tak tahu lagi kemungkinannya. Tapi semua
kemungkinan itu sepertinya ada untuk tempat makan yang satu ini. Dan
menyenagkan tentunya.
Dan
selepas aku melepaskan salam perpisahan untuk berjumpa lgi nanti malam kepada
dua orang idiot itu, aku langsung saja mengayuh sepedaku ketempat makan yang
jarangnya hanya empat blok dari kantor.
Cuaca siang ini pun begitu terasa akan keperkasaan sang raja siang, sehingga
membuat dahiku selalu mengkerut dan mataku menjadi keturunan Chinese yang rata-rata lebar matanya tak
lebih dari 1cm. Maaf kalau ada yang marah nantinya.
Tepat
12.10.
Dan
tanpa banyak tanya lagi kepadaku, salah satu pramuniaganya sedang menyiapkan
segelas air putih untuk menghilangkan dahagaku setelah lelah bersama sepeda. Selayang
pandang, kuedarkan mataku keseluruh penjuru tempat ini. Sembari menuggu, jari
telunjuk kananku, memainkan irama sembari megadu kemeja. Menjelentik tak jelas,
mungkin memang salah satu kebiasaan orang banyak yangsedang menunggu seperti
yang aku lakukan ini. Tak lebih dari 15menit ternyata makan siangku sudah
menunggu untuk dimusnahkan dengan gigi putihku.
Memulainya
dengan berdoa, menyantapnya dengan nikmat. Aku rasa siapapun yang melihat ku
makan siang hari ini, pasti iri. Bukan karena menu yang kupilih mewah tetapi
gaya makanku yang sudah menyerupai dengan host
acara makan-makan. Yang dituntut untuk membawakam acara seheboh mungkin.
Tak
lebih dari setengah jam aku beristirahat disana sesudah jadwalku makan, aku
memikirkan hal apa lagi yang ingin aku lakukan selanjutnya. Bermain di gamezone, atuakah menghabiskan siangku
ini denga menonton bioskop. Ahh, tapi hal seperti itu sudah sering aku lakukan
ditiap awal dan pertengahan bulan. Ya mungkin karena tak ada lagi yang bisa ku
ajak untuk bermain. Berfikir dan terus berfikir, berfikir tak jelas. Dan
tiba-tiba kudapati jejak roda sepeda ini menuntunku kembali kerumah ku ini.
Apa
orang lain juga pernah merasakan hal yang baru saja aku alami ini Tuhan. Tak
ada fikiran sebelumnya, tapi tak disengaja dituntun untuk ketempat yang selalu
saja ada dihati, ataupun tempat yang ingin sekali dikunjungi tanpa rencana dan
pemikiran yang matang. Dan tentu saja bersama orang yang disayangi.
Terus
saja kupandangi seluruh isi ruangan ini. Sampai tepat ke kamarku sendiri yang
selalu rapi, ya walaupun tak terlalu rapi untuk ukuran orang lain. Sekali lagi
kupandang, aku berfikir apa yang kurang dari kamar dan rumah ku ini? Mengapa masih saja ada yang kurang?
Ah, aku sudah lelah berfikir untuk hari ini. Hari yang panjang. Tapi aku belum
mendapatkan hal baru hari ini yang juga tak kalah menyenangkanya. Dan…..
0 komentar:
Posting Komentar