Sabtu, 12 Januari 2013

Cerita Bersambung - Jonny Double L (3)


Yah, ini akhir pekan yang aku rasa setiap orang pun menikmati hal yang sama, kecuali mereka yang  dengan getolnya mencari-cari materi sebanyak apapun. Dan juga terkadang hal yang tak sepantasnya dan juga membuat susah orang lain banyak ditempuh oleh orang-orang seperti ini. Dan aku lagi-lagi bersyukur karena aku bukan termasuk kedalam kelompol orang yang seperti itu. Entah apa yang difikirkan mereka. Apa mereka sudah tak takut lagi pada-Mu, Tuhan?
Sabtu yang cerah ini, padahal sebenarnya hampir tak ada perubahan seperti sabtu yang sebelumnya. Tapi entah kenapa aku sangat bersemangat hari ini. Semua tugas kantorku, aku temani dengan lagu-lagu berirama yang tak terlalu beat up, tetapi tetap membuatku bersemangat. Lagu-lagu cinta? Aku rasa tak semua yang ada di playlistku ini semuanya lagu cinta total.
Yang pasti, aku binggung. Tak apalah. Setiap orang pun juga pernah yang merasakan semangat yang tanpa batas ketika mereka tak tahu apa itu penyebabnya. Membuat mereka berfikir pepohonan yang selalu menghijau dan bunga yang bermekaran hanya diperuntukkan bagi dirinya. Saat hembusan angin seperti bisikkan yang membuat lebih santai dan seolah waktu tehenti seperti kehilangan tenaga untuk berputar dari baterai. Dan tiba-tiba mereka menjadi seolah-olah seorang pujangga, ataupun penyair yang bahkan tak tahu lulusan dari universitas mana. Tapi kali ini, aku hanya bisa mengatakan itulah anugerah dari-Nya yng sering kita lupakan. Karena kita diciptakan dengan penuh misteri, begitupun dengan kelahiran kita yang rahasianya belum pernah bocor sampai sekarang. Dan juga dengan perasaan diri kita masing-masing.
Dan hari ini, aku berhasil mencetak rekor entah untuk kompetisi apa. Hari ini aku berhasil menyelesaikan semua tugas kantorku tepat setengah jam sebelum jam makan siang. Walapun tak ada museum yang mencatat rekorku barusan, aku tak peduli. Karena ini pecan yang ingin kuhabiskan dengan beragam perasaan suka cita. Dan sebelum itu, tentulah makan siang yang terpenting.
Pernah terfikir, aku ini orang yang seperti apa? Dan aku pun terkadang bingung untuk menjawabnya sendiri. Tak konsisten atau apalah sebutan yang cocok untukku nantinya. Lain halnya, tempat makan siangku nyaris tak pindah tempat. Mungkin karena rasanya yang enak, atau pelayanannya yang bersahabat, harganya juga yang menarik, atau apa lagi. Aku tak tahu lagi kemungkinannya. Tapi semua kemungkinan itu sepertinya ada untuk tempat makan yang satu ini. Dan menyenagkan tentunya.
Dan selepas aku melepaskan salam perpisahan untuk berjumpa lgi nanti malam kepada dua orang idiot itu, aku langsung saja mengayuh sepedaku ketempat makan yang jarangnya hanya   empat blok dari kantor. Cuaca siang ini pun begitu terasa akan keperkasaan sang raja siang, sehingga membuat dahiku selalu mengkerut dan mataku menjadi keturunan Chinese yang rata-rata lebar matanya tak lebih dari 1cm. Maaf kalau ada yang marah nantinya.
Tepat 12.10.
Dan tanpa banyak tanya lagi kepadaku, salah satu pramuniaganya sedang menyiapkan segelas air putih untuk menghilangkan dahagaku setelah lelah bersama sepeda. Selayang pandang, kuedarkan mataku keseluruh penjuru tempat ini. Sembari menuggu, jari telunjuk kananku, memainkan irama sembari megadu kemeja. Menjelentik tak jelas, mungkin memang salah satu kebiasaan orang banyak yangsedang menunggu seperti yang aku lakukan ini. Tak lebih dari 15menit ternyata makan siangku sudah menunggu untuk dimusnahkan dengan gigi putihku.
Memulainya dengan berdoa, menyantapnya dengan nikmat. Aku rasa siapapun yang melihat ku makan siang hari ini, pasti iri. Bukan karena menu yang kupilih mewah tetapi gaya makanku yang sudah menyerupai dengan host acara makan-makan. Yang dituntut untuk membawakam acara seheboh mungkin.
Tak lebih dari setengah jam aku beristirahat disana sesudah jadwalku makan, aku memikirkan hal apa lagi yang ingin aku lakukan selanjutnya. Bermain di gamezone, atuakah menghabiskan siangku ini denga menonton bioskop. Ahh, tapi hal seperti itu sudah sering aku lakukan ditiap awal dan pertengahan bulan. Ya mungkin karena tak ada lagi yang bisa ku ajak untuk bermain. Berfikir dan terus berfikir, berfikir tak jelas. Dan tiba-tiba kudapati jejak roda sepeda ini menuntunku kembali kerumah ku ini.
Apa orang lain juga pernah merasakan hal yang baru saja aku alami ini Tuhan. Tak ada fikiran sebelumnya, tapi tak disengaja dituntun untuk ketempat yang selalu saja ada dihati, ataupun tempat yang ingin sekali dikunjungi tanpa rencana dan pemikiran yang matang. Dan tentu saja bersama orang yang disayangi.
Terus saja kupandangi seluruh isi ruangan ini. Sampai tepat ke kamarku sendiri yang selalu rapi, ya walaupun tak terlalu rapi untuk ukuran orang lain. Sekali lagi kupandang, aku berfikir apa yang kurang dari kamar dan rumah  ku ini? Mengapa masih saja ada yang kurang? Ah, aku sudah lelah berfikir untuk hari ini. Hari yang panjang. Tapi aku belum mendapatkan hal baru hari ini yang juga tak kalah menyenangkanya. Dan…..

0 komentar:

Posting Komentar